Thursday, September 15, 2016

Meraih Surga dengan Al Qur'an

Ilustrasi

Barang siapa yang disibukkan dengan Al Qur’an dan berzikir kepada-Ku, nescaya akan Aku berikan sebaik-baik pemberian kepada orang-orang yang meminta. Dan keutamaan kalamullah Subahanahu wata’ala berbanding dengan perkataan selainnya adalah seperti keutamaan Allah dibandingkan dengan makhluk-Nya” (Hadits Qudsi, Riwayat Tirmizi).


Di bawah tema ini, marilah kita menengok sebuah negeri yang menjadi obsesi, cita-cita serta harapan kita semua. Negeri surga. Negeri penuh kenikmatan yang dirindukan oleh semua orang yang berjalan dan berjuang dalam Islam. Dan salah satu golongan yang beruntung dengan karunia ini adalah mereka yang dekat kepada Al Qur'an


 Al Qur’an akan Memberikan Syafa’at pada hari Kiamat.

عن أَبي أُمَامَةَ - رضي الله عنه - ، قَالَ : سَمِعْتُ رسولَ اللهِ r، يقول : (( اقْرَؤُوا القُرْآنَ ؛ فَإنَّهُ يَأتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيعاً لأَصْحَابِهِ )) رواه مسلم

Dari Abu Umamah ra, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah r bersabda : "Bacalah Al Qur'an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari Kiamat memberikan syafaat (pertolongan) kepada para pemiliknya (Sahabt Al Qur’an, orang yang dekat dengan Al Qur'an)". (Riwayat Muslim)

Beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari hadits ini adalah :
1.      Membaca Al Qur'an adalah wajib. Ini sebagaimana jelas di perintahkan Rasulullah r dalam hadits di atas dengan kalimat “Iqra” yang bermakna bacalah. Dalam kaidah Ushul fiqih disebutkan bahwa “Al Amru yaqtadhi al wujub” (kalimat perintah menunjukkan bahwa perkara itu hukumnya wajib). Logika kita pun mengatakan, bagaimana seseorang dapat memahami dan mengamalkan Islam dengan baik jika ia tidak membaca Al Qur'an yang menjadi sumber ajaran Islam?.
2.      Membaca Al Qur'an adalah kewajiban mendasar bagi setiap muslim. Setelahnya akan datang kewajiban memahami, mentadabburi dan mengamalkan dalam kehidupan.
3.      Hari kiamat adalah hari pembalasan dan pemberian ganjaran kepada setiap amal. Saat itu tidak ada lagi kesempatan bagi manusia untuk meraih "tambahan" amal. Maka di saat kritis seperti itulah Al Qur'an akan datang memberikan pertolongan kepada mereka yang ketika di dunia berdekat-dekat dengannya.
4.      Para Ulama mengatakan bahawa yang dimaksud "Shohibul Qur'an" (Sahabat Al Qur'an) adalah mereka yang banyak berinteraksi dengan Al Qur'an, baik ia hafal sebahagian atau pun seluruhnya.


Al Qur’an akan menjadi pembela


عن النَّوَّاسِ بنِ سَمْعَانَ - رضي الله عنه - ، قَالَ : سَمِعْتُ رسولَ الله  rيقولُ : (( يُؤْتَى يَوْمَ القِيَامَةِ بِالقُرْآنِ وَأهْلِهِ الذينَ كَانُوا يَعْمَلُونَ بِهِ في الدُّنْيَا تَقْدُمُه سورَةُ البَقَرَةِ وَآلِ عِمْرَانَ ، تُحَاجَّانِ عَنْ صَاحِبِهِمَا )) رواه مسلم .

Dari Nawwas bin Sam'an ra, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah r bersabda: "Akan di datangkan pada hari kiamat Al Qur'an bersama Ahlul Qur'an, yaitu mereka yang berpegang teguh pada Al Qur'an dan mengamalkannya ketika hidup di dunia. Surat Al Baqarah dan Ali Imran berada di bahagian terdepan, keduanya melakukan pembelaan kepada mereka". (Riwayat Muslim)

Dalam hadits ini Rasulullah r menggambarkan suatu kondisi yang akan terjadi pada hari kiamat antara Al Qur'an dan Ahlul Qur'an. Surat demi surat akan memberikan pembelaan dan pertolongan kepada mereka. Hadits ini juga mengungkapkan bahwa Al Qur'an (beserta amal-amal yang lain seperti puasa dan shalat) akan hadir dalam wujud makhluk yang bisa dilihat.


 Ahlul Qur’an akan Bersama Para Malaikat

عن عائشة رضي الله عنها ، قالت : قَالَ رسول الله r: (( الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أجْرَانِ )) متفقٌ عَلَيْهِ .
Dari Aisyah ra, ia berkata : bersabda Rasulullah r : " Orang yang membaca Al Qur'an dan ia mahir (pandai) membacanya akan bersama para malaikat yang mulia dan taat. Dan orang yang membaca Al Qur'an namun ia membacanya dengan terbata-bata dan kesusahan, maka ia mendapatkan 2 pahala". (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Al Qur’an For All. Al Qur'an adalah untuk semua orang. Baik yang sudah mahir membaca atau pun yang masih belajar lagi.
1.      Orang yang mahir membaca Al Qur'an akan digolongkan bersama para malaikat yang mulia. Ini menunjukkan bahawa ketakwaan dan amal sholeh akan mampu menghantarkan manusia ke derajat malaikat bahkan mampu lebih mulia dari mereka. Sebab malaikat adalah makhluk Allah I yang tidak diberikan nafsu, sementara jiwa manusia berada di antara hati dan nafsunya.
2.      Dua pahala bagi yang membaca Al Qur'an namun masih terbata-bata dan kesusahan adalah : pertama pahala atas bacaan Al Qur'annya dan kedua pahala atas usahanya mempelajari Al Qur'an.
3.      Seorang mukmin hendaknya selalu berharap menjadi bagian dari mereka yang mahir membaca Al Qur'an. Sebab, mereka itulah kelompok terbaik dan kedudukannya lebih mulia.

  Mendulang Pahala dengan Al Qur’an

عن ابن مسعودٍ - رضي الله عنه - ، قَالَ : قَالَ رسولُ اللهِ r: (( مَنْ قَرَأ حَرْفاً مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أمْثَالِهَا ، لاَ أقول : ألم حَرفٌ ، وَلكِنْ : ألِفٌ حَرْفٌ ، وَلاَمٌ حَرْفٌ ، وَمِيمٌ حَرْفٌ )) رواه الترمذي ، وقال : (( حديث حسن صحيح ))

Dari Ibnu Mas'ud ra, ia berkata : bersabda Rasulullah r : " Siapa yang membaca satu huruf dari Al Qur'an maka ia akan memperoleh satu kebaikan. Dan setiap kebaikan akan digandakan menjadi sepuluh kali. Aku tidak mengatakan : Alif Lam Miim adalah satu huruf. Melainkan Alif satu huruf, lam satu huruf dan miim satu huruf". (Riwayat Tirmizi, ia berkata : Hadits hasan shahih)

Al Qur'an adalah sumber dan ladang pahala. Semakin rajin kita membaca Al Qur'an maka semakin banyak pahala yang akan kita peroleh. Dan sungguh tepat jika kita menjadikan Interaksi dengan Al Qur'an sebagai jalan utama kita untuk meraih surga.
1.      Membaca Al Qur'an tidaklah seperti membaca tulisan atau teks-teks lain. Dengan membaca satu huruf sahaja kita akan mendapatkan 10 kebaikan. Dapat kita bayangkan berapa banyak pahala yang akan diraih jika kita membacanya satu muka surat, atau satu juz atau lebih.
2.      Ketika Allah I memberikan reward atas amal kita, maka janganlah kita membayangkannya seperti reward atau hadiah yang diberikan manusia seperti uang, perhiasan atau benda-benda berharga lainnya. Ingatlah bahwa yang akan memberikan reward ini adalah Dzat yang Maha Agung pemilik Alam semesta (Rabbul ‘Alamiin). Ia adalah Dzat yang Maha Kaya (Al Ghaniyy) yang kekayaanNya meliputi seisi bumi, seisi langit dan termasuk kita sebagai makhlukNya. Maka jelaslah bahwa SATU kebaikan atau SEPULUH kebaikan yang disebutkan dalam hadits di atas tidak akan mampu kita bayangkan besar dan mulianya.
3.      Sebanyak apa pun seseorang membaca Al Qur'an niscaya ia tidak akan merasa bosan. Hal ini akan terjadi jika seseorang memiliki hati yang bersih. Utsman bin Affan dan Hudzaifah radiallahu ‘anhuma berkata :

لَوْ طَهُرَتْ القُلُوْبُ لَمْ تَشْبَعْ مِنَ قِرَاءَةِ القُرْآنِ
"Jika hati bersih, niscaya tidak akan kenyang dari membaca Al Qur'an"

4.      Besarnya pahala yang diberikan kepada pembaca Al Qur'an tidak terlepas dari dua perkara. Pertama karena ia adalah Kalamullah (firman Allah) dan kedua adalah karena ia adalah kitab Hidayah yang setiap muslim wajib membacanya. Reward atau pahala tersebut boleh dikatakan sebagai sebuah motivasi supaya kita rajin membaca Al Qur'an.


  Hafiz Al Qur’an akan Mendapat Surga Paling Tinggi

عن عبد اللهِ بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما ، عن النبيِّ r، قَالَ : (( يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ : اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ في الدُّنْيَا ، فَإنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آية تَقْرَؤُهَا )) رواه أَبُو داود والترمذي ، وقال : (( حديث حسن صحيح )) .

Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra, dari Nabi r ia bersabda : " Akan dikatakan kepada Shohibul Qur'an (orang yang banyak berinteraksi dengan Al Qur'an) : Bacalah, naiklah dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya semasa di dunia, sesungguhnya tempatmu (di surga) berada di akhir ayat yang engkau baca". (Riwayat Abu Dawud dan Tirmizi. Imam Tirmizi berkata : hadits hasan shahih)

Orang yang lebih banyak hafalan Al Qur'annya berarti ia menempati derajat surga yang lebih tinggi. Apakah kita tertarik dengan kemuliaan ini ?
1.      Seorang yang hafal Al Qur'an sebagaimana ia mendapatkan kedudukan dan kemuliaan di dunia, maka ia pun lebih berhak dengan kemuliaan dan kedudukan yang tinggi di akhirat (surga).
2.      Selagi ia terus membaca maka kedudukannya akan terus dan terus naik, hingga akan berhenti pada akhir ayat yang ia baca. Yaitu ketika jumlah hafalan yang ia miliki sudah habis. Dengan demikian orang yang mampu menghafal Al Qur'an keseluruhan (30 juz) berarti akan menempati derajat paling tinggi.
3.      Perintah membaca Al Qur'an yang ada dalam hadits ini bukan merupakan taklif (beban) namun merupakan tasyrif (pemuliaan). Sebab di akhirat tidak ada lagi beban dan kewajiban. Ia juga merupakan bentuk kebahagiaan yang unik kepada sang Qari' (pembaca) untuk bernostalgia dengan apa yang biasa ia lakukan semasa didunia, sebab dalam hadits ini dikatakan : "sebagaimana engkau membacanya sewaktu di dunia".


   Ahlul Qur’an akan Mengangkat Kedudukan Ibu Bapanya di Akhirat

عن بريدة رضي الله عنه قال : قال رسول الله r: " من قرأ القرآن وتعلَّم وعمل به أُلبس والداه يوم القيامة تاجاً من نور ضوؤه مثل ضوء الشمس ، ويكسى والداه حلتين لا تقوم لهما الدنيا فيقولان : بم كسينا هذا ؟ فيقال : بأخذ ولدكما القرآن " . رواه الحاكم

Dari Buraidah ra, ia berkata : Bersabda Rasulullah r: "Sesiapa yang membaca (hafal) Al Qur'an dan mempelajarinya kemudian ia mengamalkannya maka pada hari kiamat orang tuanya akan diberi mahkota cahaya, sinarnya bagaikan sinar matahari. Kemudian keduanya akan dipakaikan dua pakaian yang lebih berharga dari dunia dan seisinya. Keduanya berkata : "Sebab apa kami mendapatkan (kemuliaan sebesar) ini ?" maka akan dijawab : "Karena anak kamu berdua hafal Qur'an". (Riwayat Hakim)

Interaksi dengan Al Qur'an akan memberikan dampak positif bagi si penghafal juga bagi keluarga terdekatnya.
1.      Orang tua yang memiliki anak penghafal Al Qur'an akan mendapatkan "cipratan" pahala dan kemuliaan pada hari kiamat. Yaitu berupa mahkota yang sinarnya bagaikan sinar matahari dan pakaian kebesaran yang lebih berharga dari pada dunia dan seisinya.
2.      Jika demikian besar pahala yang diperoleh para orang tua dari anak mereka yang hafal Qur'an, maka bagaimana kemuliaan yang akan diraih oleh si penghafal itu sendiri ... ?.
3.      Birrul walidain (berbakti kepada ibu bapa) dapat dilakukan dengan melayani keperluan mereka yang bersifat materi (makan, minum, menyediakan rumah, memberikan hadiah dan sebagainya) ketika di dunia. Namun lebih dari itu, ia juga dapat dilakukan dengan mengamalkan amalan-amalan yang bisa mendatangkan keselamatan bagi mereka di akhirat. Amalan-amalan yang akan melahirkan Syafa’at, pengampunan dosa dan kebebasan dari api neraka. Diantara amalan itu adalah: berdoa untuk mereka, menunaikan ibadah seperti sedekah, zakat, haji untuk mereka dan juga menjadi penghafal Al Qur’an yang dapat mengangkat derajat mereka di Akhirat sebagaimana disebutkan dalam hadits diatas. Birrul walidain jenis ini tidak kalah penting dan hebat berbanding dengan yang sebelumnya.


3 comments: