Tuesday, October 25, 2016

Belajar dari Karet Gelang

Ilustrasi

Anda tahu karet gelang?

Waktu kecil saya suka sekali dengan benda yang satu ini. Dikumpulkan. Di “untun” hingga menjadi tali.  Lalu bermain lompat tali dengan kawan-kawan. Saking sukanya dengan yang namanya karet ini, setiap kali ibu saya mengenakan beberapa karet di lengannya (bekas bungkusan nasi atau ikan dari warung) saya selalu merengek memintanya.

Bukan cerita itu yang ingin saya bahas.

Begini. Karet gelang itu sifatnya elastis. Kalau kita tarik dengan dua jari kita selebar-lebarnya maka  ia akan mengikuti tarikan jari kita. Melebar. Terus melebar. Sebelum akhirnya akan putus. Artinya daya elastisitas sudah habis. Dan ini tergantung bahan yang digunakan dalam pembuatan karet tersebut.

Apa pelajarannya?

Kalau kita kaitkan dengan kehidupan kita, akan banyak hal yang mirip Karet Gelang tadi. Penghasilan kita suka naik turun. Keharmonisan keluarga kita juga demikian. Bisnis, usaha, popularitas, kemapanan dan sebagainya. dan faktor luar sangat berpengaruh.

Maksud saya, orang yang kuat adalah mereka yang dapat bertahan dalam segala kondisi. Kebal dengan berbagai ujian. Tahan banting. Ketika susah sesusah-susahya, dia tetap tegar dan istiqomah, tidak hilang kawalan. Dan ketika dia kaya sekaya-kayanya dia tetap istiqomah dan tawadhu, tidak lupa daratan.

kesusahan hidup ibarat titik paling bawah dan  kekayaan yang melimpah ibarat titik paling tinggi. Semakin lebar jarak antara 2 titik dan dia masih bisa mempertahankan keistiqomahan dalam agama dan sopan santun, maka itulah orang yang kuat. Sebaliknya semakin pendek jarang antara 2 titik yang dia bisa istiqomah, maka orang itu semakin lemah. Miskin sedikit dia mengeluh dan  jika kayak sedikit dia langsung sombong.


Semoga kita bisa meniru “Si Karet Gelang”.

@am.yusuf

No comments:

Post a Comment