Ilustrasi
Anda tahu karet gelang?
Waktu kecil saya suka sekali dengan benda yang satu ini.
Dikumpulkan. Di “untun” hingga menjadi tali.
Lalu bermain lompat tali dengan kawan-kawan. Saking sukanya dengan yang
namanya karet ini, setiap kali ibu saya mengenakan beberapa karet di lengannya
(bekas bungkusan nasi atau ikan dari warung) saya selalu merengek memintanya.
Bukan cerita itu yang ingin saya bahas.
Begini. Karet gelang itu sifatnya elastis. Kalau kita
tarik dengan dua jari kita selebar-lebarnya maka ia akan mengikuti tarikan jari kita. Melebar.
Terus melebar. Sebelum akhirnya akan putus. Artinya daya elastisitas sudah
habis. Dan ini tergantung bahan yang digunakan dalam pembuatan karet tersebut.
Apa pelajarannya?
Kalau kita kaitkan dengan kehidupan kita, akan banyak hal
yang mirip Karet Gelang tadi. Penghasilan kita suka naik turun. Keharmonisan
keluarga kita juga demikian. Bisnis, usaha, popularitas, kemapanan dan
sebagainya. dan faktor luar sangat berpengaruh.
Maksud saya, orang yang kuat adalah mereka yang dapat
bertahan dalam segala kondisi. Kebal dengan berbagai ujian. Tahan banting.
Ketika susah sesusah-susahya, dia tetap tegar dan istiqomah, tidak hilang
kawalan. Dan ketika dia kaya sekaya-kayanya dia tetap istiqomah dan tawadhu,
tidak lupa daratan.
kesusahan hidup ibarat titik paling bawah dan kekayaan yang melimpah ibarat titik paling
tinggi. Semakin lebar jarak antara 2 titik dan dia masih bisa mempertahankan
keistiqomahan dalam agama dan sopan santun, maka itulah orang yang kuat.
Sebaliknya semakin pendek jarang antara 2 titik yang dia bisa istiqomah, maka
orang itu semakin lemah. Miskin sedikit dia mengeluh dan jika kayak sedikit dia langsung sombong.
Semoga kita bisa meniru “Si Karet Gelang”.
@am.yusuf
No comments:
Post a Comment