Wednesday, October 5, 2016

7 Kewajiban Kita Kepada Al Qur'an (Bagian 2)

Sumber Ilustrasi: Google

4.      Mentadabburi ayat-ayat Al Qur’an[1]

Tadabbur juga merupakan kewajiban kita kepada Al Qur’an. Bahkan ia merupakan salah satu tujuan diturunkan Al Qur’an, Allah I berfirman:

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
"Inilah Kitab yang Kami turunkan kepadamu dengan keberkatan, untuk mereka perhatikan ayat-ayatnya, dan agar orang yang berakal mengambil iktibar " (Saad 38: 29)
Juga dalam firmannya:
أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
“Maka adakah mereka sengaja tidak berusaha memahami serta memikirkan isi Al-Qur'an? Atau telah ada di atas hati mereka kunci penutup?” (Muhammad 47: 24)
Tadabbur bermakna memahami dan merenungi ayat-ayat Allah I, baik Ayat Qauliyah (Firman Allah I) atau Ayat Kauniyah (ciptaan Allah I), merasakan dan mensyukuri segala nikmat Allah I sehingga akan lahir pengagungan kepada dzatNya, penghambaan dan ketaatan penuh kepada perintahNya.

5.      Menghafal ayat-ayat Al Qur’an

Para Ulama berpendapat bahwa menghafal Al Qur’an secara sempurna 30 Juz merupakan Fadhu Kifayah[2]. Cukup ditunaikan oleh sebagian kaum Muslimin dan kewajiban ini akan gugur dari sebagian yang lain jika ditunaikan dengan sempurna.

Tetapi ada 2 perkara yang mesti kita perhatikan berkenaan fardhu kifayah dalam menghafal Al Qur’an ini. Pertama: Kifayah bermakna cukup, artinya jumlah penghafal Al Qur’an harus cukup dan mewakili dari jumlah kaum Muslimin yang saat ini sudah berjumlah 1.5 Milyar lebih. Sedangkan para penghafal Al Qur’an jumlahnya masih terlalu sedikit. Kedua: apabila kita hanya menunggu orang lain yang menunaikan kewajiban ini, maka akan ada banyak pahala dan keutamaan yang hilang dan luput dari kita. Betapa besar keutamaan para penghafal Al Qur’an dan betapa hebat kedudukan mereka di sisi Allah I, baik ketika hidup di dunia atau pun kelak ketika kembali ke Akhirat[3].

Cukuplah dua hadits Nabi r ini menjadi motivasi dan penyemangat kepada kita untuk senantiasa berusaha dalam menghafal Al Qur’an, Baginda r bersabda:

عن ابن عباسٍ رضي الله عنهما ، قَالَ : قَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم : (( إنَّ الَّذِي لَيْسَ في جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ القُرْآنِ كَالبَيْتِ الخَرِبِ )) رواه الترمذي ، وقال : (( حديث حسن صحيح ))
Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata : Rasulullah r bersabda : " Sesungguhnya seseorang yang dalam dadanya tidak ada sedikit pun Al Qur'an, maka ia bagaikan rumah yang rusak". (Riwayat Tirmidzi, dan ia berkata : Hadits Hasan Shahih)

عن عبد اللهِ بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما، عن النبيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : (( يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ : اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ في الدُّنْيَا ، فَإنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آية تَقْرَؤُهَا )) رواه أَبُو داود والترمذي ، وقال : (( حديث حسن صحيح )) .

Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra, dari Nabi r ia bersabda : " Akan di katakan kepada Shohibul Qur'an (orang yang banyak berinteraksi dengan Al Qur'an) : Bacalah, naiklah dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya ketika di dunia, sesungguhnya tempatmu (di surga) berada di akhir ayat yang engkau baca". (Riwayat Abu Daud dan Tirmidzi. Imam Tirmidzi berkata : hadits hasan shahih)

6.      Mengamalkan ajaran Al Qur’an

Allah I menurunkan Al Qur’an sebagai Huda (petunjuk) supaya diamalkan oleh manusia. Pengamalan Al Qur’an merupakan bagian yang tidak dapat kita pisahkan dari kewajiban kita kepada Kitabullah. Apalah artinya ketika kita membaca dan kita faham Al Qur’an, tatapi kita tidak mengamalkannya. Allah I mengancam mereka yang berperilaku seperti ini dengan firmannya:

أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلا تَعْقِلُونَ
“Patutkah kamu menyuruh manusia berbuat kebaikan sedang kamu lupa akan diri kamu sendiri; padahal kamu membaca Kitab Allah, tidakkah kamu berakal? (Al Baqarah 2: 44)

Dalam pengamalan Al Qur’an, Islam tidak mengenal sikap Juz’iyyah (parsial, mengamalkan sebagian dan meninggalkan sebagian yang lain). Islam menuntut pengamalan secara sempurna hukum-hakam Islam dalam semua sisi kehidupan: peribadi, keluarga, masyarakat, perundang-undangan, ekonomi, politik dan sebagainya. Dan setiap kita bertanggung jawab atas pengamalan Al Qur’an ini sesuai dengan kapasitas masing-masing.

7.      Mendakwahkan Al Qur’an

Dakwah kepada Islam bukan saja kewajiban para ulama dan juru dakwah, ia merupakan kewajiban kita semua. Setiap kebaikan yang kita lakukan dan setiap usaha ke arah Islam yang kita gemakan, kecil atau pun besar itulah dakwah Islam. Dakwah Al Qur’an merupakan inti dari Dakwah Islam. Tiada Islam tanpa Al Qur’an.

Dakwah Al Qur’an bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari: mengajar Al Qur’an, program wakaf Al Qur’an, membangun pesantren atau pondok Al Qur’an sampai kepada usaha mengkampanyekan isu kembali kepada syari’at Islam dan perundang-undangan Islam.

Mush’ab bin Umair, seorang sahabat dekat Rasulullah r pergi ke Madinah memenuhi permintaan Sang Baginda r. Ia ajarkan Al Qur’an dan hukum-hukumnya kepada penduduk Madinah, sehingga tidak ada satu pun dari rumah-rumah di Madinah kecuali Islam telah masuk ke dalamnya.
Sungguh besar pahala mereka yang berdakwah dan sungguh mulia kedudukan mereka di sisi Allah I. Dalam firmannya Allah I menyatakan:

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Dan tidak ada yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan beramal salih, sambil berkata: Sesungguhnya aku dari orang Islam!” (Fushshilat 41: 33)

Dan berkenaan pahala serta keutamaan mereka yang berdakwah, Rasulullah r bersabda:
عن أَبي هريرة  رضي الله عنه: أنَّ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم، قَالَ : (( مَنْ دَعَا إِلَى هُدَىً ، كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أجُورِ مَنْ تَبِعَه ، لاَ يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ أجُورِهمْ شَيئاً ، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ ، كَانَ عَلَيهِ مِنَ الإثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ ، لاَ يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيئاً )) رواه مسلم .
Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah r bersabda: “ Sesiapa yang menyeru kepada Hidayah, niscaya ia akan memperoleh pahala sebanyak pahala orang yang mengikuti seruannya, tanpa mengurangi sedikitpun pahala mereka. Dan sesiapa yang menyeru kepada kesesatan, niscaya ia akan ditimpakan dosa sebanyak dosa orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikitpun dosa mereka”. (Riwayat Muslim).

Demikanlah tujuh kewajiban kita kepada Al Qur’an, yang semuanya mesti kita tunaikan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas kita. “Allah tidak membebani seseorang kecuali ebatas kadar kemampuannya”. Wallahu A’lam.

@am.yusuf



[1] Tema tentang tadabbur ini dibahas secara khusus dalam bagian IV dalam buku ini di bawah tema “Mambangun Jiwa Bertadabbur”.
[2] Kewajiban yang apabila telah ditunaikan oleh sebagian kaum Muslimin, maka kewajiban ini akan gugur daripada yang lain. Namun dengan syarat adanya kecukupan. Secara bahasa Kifayah bermakna cukup.
[3] Pembahasan mengenai menghafal Al Qur’an akan penulis bahas secara detail dan menyeluruh dalam bagian V dari buku ini. Di sana akan di bahas keutamaan menghafal Al Qur’an, cara mudah menghafal serta solusi bagi berbagai permasalahan yang biasa dijumpai ketika menghafal.

No comments:

Post a Comment