Dari dulu
kadang-kadang saya mengumpamakan hafalan Qur’an itu seperti padang rumput. Apa
pun jenis rumputnya. Rumput-rumput itu kalau tidak rutin dipotong maka ia akan
meninggi, rimbun, jadi semak-semak dan gelap. Bahkan bisa jadi hutan baru yang
ditumbuhi pohon besar dan binatang liar.
Apa hubungannya
dengan hafalan Al Qur’an?
Begini, hafalan Al
Qur’an “mirip” dengan padang rumput tadi. Berapa pun jumlah hafalan kita.
Apalagi jika sudah hafal 30 Juz. Kalau tidak diulang secara rutin, maka hafalan
itu akan mulai samar-samar, tidak akrab di lidah, asing di telinga dan akhirnya
gelap sama sekali. Dari yang tadinya terang benderang saat dihafal atau saat
ditalaqqikan ke guru kita, akhirnya jadi “gelap” akibat kalah oleh rasa malas
untuk murojaah.
Sahabat sekalian,
rumput di taman kita harus rajin kita potong dan bersihkan agar ia tetap
terlihat cantik. Begitu juga hafalan Al Qur’an, harus rajin kita ulang agar ia
tetap jernih dan bening di memory dan lidah kita.
Satu hal lagi....
Jika padang rumput
itu luas...atau bahkan sangat luas seperti rumput-rumput sepanjang jalan toll
puluhan kilometer (yang untuk membersihkannya perlu waktu berbulan-bulan), jika
kita potong sebelah sini maka di ujung sana akan terus meninggi. Jika kita
potong dan bersihkan yang sebelah sana maka yang sebelah sini akan meninggi dan
mulai gelap. Satu-satunya jalan adalah kita terus dan terus memotong rumput-rumput
itu sepanjang masa.
Begitu juga dengan
hafalan Al Qur’an. terlebih lagi bagi mereka yang sudah menyelesaikan 30 Juz.
Kalau muroja’ahnya sedikit-sedikit, maka perlu waktu berbulan-bulan untuk
mengulangnya. Jika dimurojaah juz 1 maka Juz 21 jadi samar-samar. Jika
dimurojaah surat-surat di akhir, maka di bagian awal-awal menjadi agak buram.
Satu-satunya jalan adalah murojaah sepanjang hayat. Semakin banyak murojaah,
insyaAllah semakin banyak pahala.
Semoga Allah SWT
mengkaruniakan pahala sempurna dari setiap huruf yang kita baca dan selamat
“memotong rumput”..
Tetap semangat untuk
Murojaah
@Muhammad Yusuf
No comments:
Post a Comment