Ilustrasi: Google
Sudah 2 kali moment
ini berulang. Dan kami tidak ingin melewatkannya begitu saja, sayang sekali
kalau tidak diambil (ditulis) untuk mengambil ibrah dan pelajarannya.
Masjid dekat kantor
kami bekerja memang cukup makmur. Berbagai kegiatan dan ceramah selalu aktif di
adakan setiap minggu, bahkan setiap hari. Para Imam sholatnya sangat
berkompeten. Mereka para hafizh dengan kualitas hafalan dan bacaan yang sangat
bagus. Bahkan beberapa kali Masjid ini mendapat penghargaan dari pemerintah
Negeri Selangor (Malaysia) sebagai masjid terbaik.
Moment yang ingin
kami berbagi tentangnya adalah terkait kehadiran Hafizh Qur’an dari kalangan
mereka yang tidak bisa melihat. Tuna Netra. Ya, Tuna Netra. Moment tersebut
berulang 2 kali di tahun 2016 dengan orang yang berbeda.
Sebenarnya mungkin
hal seperti ini terjadi juga di beberapa masjid yang lain, bahkan bisa jadi di
Masjid yang kami sebutkan di atas sebelumnya pernah juga. Namun karena kami
bisa menyaksikannya pada tahun itu secara langsung, kami betul-betul merasa
sangat kagum dan terharu.
Bagaimana seorang
Buta bisa menghafal Al Qur’an 30 Juz? Padahal jumlah halamannya tidak kurang
dari 604 halaman dan 114 Surat.
Ini akan lebih
mengherankan lagi karena kebanyakan orang yang “melek”, pandangannya terang
benderang, kebanyakan mereka tidak hafal 30 Juz. Bahkan jangankan hafal 30 Juz,
Juz 30 pun kebanyakan mereka tidak menghabiskannya. Atau bahkan membaca Al
Qur’an pun masih jarang-jarang (tugas kita bersama untuk memberikan pemahaman
dan memotivasi kepada mereka).
Ternyata benar,
bahwa menghafal Al Qur’an dan berinteraksi dengan Al Qur’an hanya bisa
dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar menjadi pilihan Allah SWT. Mereka
yang dibukakan pintu hatinya, dimudahkan jiwanya untuk tergerak menuju cahaya
Al Qur’an.
Bukan sekedar otak
yang pintar, fisik yang prima atau materi yang melimpah yang diperlukan untuk
menghafal Al Qur’an. Namun lebih dari itu, Hidayah dari Allah SWT, hati yang
bersih dan azam yang kuat menjadi faktor penentu berhasil atau tidaknya
seseorang memghafal Al Qur’an.
Berkenaan dengan
ini, kami menjadi teringat dengan firman Allah SWT:
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ
يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لا تَعْمَى
الأبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
“Maka apakah mereka
tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka
dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar?
Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati
yang di dalam dada” (Al Hajj: 46)
Betapa banyak orang
yang diuji Allah SWT dengan kehilangan penglihatannya (buta), namun mereka
memiliki pandangan hati yang jauh lebih terang dari kebanyakan orang. Sebagian
mereka ada yang menjadi ulama, ilmuwan dan orang-orang yang dikenang, melebihi
kita-kita yang normal.
Allah SWT pun
menjanjikan pahala yang sangat besar bagi mereka yang sabar ketika diuji dengan
kehilangan penglihatannya, seperti yang disabdakan Baginda SAW:
وعن أنس - رضي الله عنه - ، قَالَ : سمعتُ رسولَ الله - صلى الله
عليه وسلم - ، يقول : (( إنَّ الله - عز وجل - ، قَالَ : إِذَا ابْتَلَيْتُ عبدي
بحَبيبتَيه فَصَبرَ عَوَّضتُهُ مِنْهُمَا الجَنَّةَ )) يريد عينيه ، رواه البخاري
.
Dari Anas ra, ia
berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT
berfirman: Jika Aku menguji seorang hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian ia
bersabar, maka Aku akan mengantinya dengan surga”. (HR. Bukhori)
Subhanallah. Semoga
Allah SWT memelihara kedua mata kita yang normal ini dan tetap menganugerahkan
semangat sebagaimana semangatnya 2 orang hafizh tadi dalam menghafal Al Qur’an.
Amiin.
@am.yusuf
No comments:
Post a Comment