Ilustrasi
Memiliki anak-anak yang hafal Al Qur’an
adalah idaman setiap orang tua. Karena merekalah yang akan memuliakan
orangtuanya pada hari kiamat, dalam setiap kebaikan mereka di sana ada saham
dan peran orang tua dan dari merekalah para orang tua akan mendapatkan doa dan
bakti.
Namun apakah yang dapat kita upayakan
agar anak-anak kita atau anak didik kita sukses dalam menghafal Al Qur’an?
Tentu banyak hal yang mempengaruhi dan
menjadikan anak-anak kita sukses menghafal Al Qur’an. Ada faktor-faktor yang
sifatnya maknawi seperti: Doa orangtua, sumber makanan dan minuman yang halal
dan Hidayah serta kemudahan dari Allah SWT.
Ada juga faktor yang bersifat lahiriyah
(konkrit) yang bisa diupayakan. Inilah yang akan dibahas dalam tulisan singkat
ini.
Sebagaimana seorang petani yang akan
menanam biji tanaman, maka selain benih dengan kualitas yang baik, diperlukan juga faktor- faktor lain yang akan menentukan tumbuh
kembangnya tanaman tersebut: Kesuburan tanah, lingkungan sekitar yang
mendukung dan ketelatenan sang petani.
Dalam proses mentarbiyah anak-anak
kita, atau anak didik kita agar menjadi penghafal Al Qur’an, setidaknya
keterlibatan 3 faktor ini sangat penting. Jika 3 hal ini baik, maka InsyaAllah
hasilnya akan baik.
1.
Orang tua
Orangtua menjadi sangat penting posisinya. Karena
merekalah yang meletakkan dasar pendidikan Al Qur’an di rumah. Seseorang yang
sudah terbiasa membaca Al Qur’an di rumah - baik dengan ayah atau ibunya- maka
ketika menginjakkan kaki di Pesantren atau Sekolah, ia sudah tidak asing lagi
dengan Al Qur’an. Ia sudah terbiasa membaca, terbiasa berlama-lama dengan Al
Qur’an dan sudah akrab dengannya.
Ini berbeda dengan anak-anak – atau bahkan kita – yang
belum punya pengalaman cukup bersama Al Qur’an. Maka ketika dihadapkan dengan
dunia menghafal, perlu proses adaptasi yang panjang dan perlu “pemaksaan” diri
yang keras.
Selain itu, Doa orang tua kepada anaknya sangat
berpengaruh besar. Doa dan kesholehan orangtua adalah modal bagi kesholehan
anak-anak. Perhatian dan dukungan mereka juga tidak bisa tergantikan dengan
perhatian dan dukungan dari guru saja.
2.
Guru (Ustadz/ Syaikh)
Imam Syafi’i menjadikan Guru (Ustadz) sebagai syarat
keberhasilan dalam menuntut ilmu. Bimbingannya, keikhlasan dan kapasitas
keilmuannya akan sangat mempengaruhi proses pembelajaran apa pun. Termasuk menghafal Al Qur’an.
Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mencarikan guru
terbaik bagi anak-anaknya. Yaitu guru yang benar-benar memperhatikan kualitas,
pemahaman murid dan perkembangan mereka. Bukan guru yang hanya sekedar
menjalankan tugas dan tidak menekankan sisi kualitas.
Dalam menghafal Al Qur’an, -dalam banyak kasus- belum ada standar baku yang diterapkan
oleh para guru. Akibatnya, kualitas hafalan setiap murid berbeda-beda. Ada guru
yang memasang standar rendah, ia akan mempersilakan muridnya untuk meneruskan
hafalan ke ayat berikutnya meskipun ayat-ayat sebelumnya tidak lancar. Namun
ada juga mereka yang sangat teliti dan disiplin, “jika belum lancar, jangan
tambah hafalan”. Begitu prinsipnya.
3.
Metode
Inilah bagian yang jarang disentuh dalam ceramah-ceramah
atau motivasi menghafal Al Qur’an. Yaitu terkait metode, cara dan teknik
menghafal Al Qur’an.
Sebenarnya sudah cukup banyak metode yang diperkenalkan.
Namun tentu saja ketika kita ingin mengadopsi salah satu dari metode tersebut,
apalagi untuk diterapkan dalam sebuah lembaga pendidikan resmi dan besar, kita
perlu memilah dan mengetahui mana metode yang paling efektif dan berkualitas.
Metode yang akan memudahkan dan meringankan semua yang terlibat dalam proses
menghafal: Penghafal itu sendiri, Orang tua, Guru dan Pihak penyelenggara
pendidikan menghafal Al Qur’an.
Metode apa saja sah untuk digunakan, terlebih jika dapat
menghasilkan para hafizh yang berkualitas. Hanya saja yang perlu diperhatikan
adalah bahwa kita bukan hanya butuh metode dan teknik mengahafal saja, tapi
juga memerlukan metode yang sekaligus dapat memelihara dan menjaga ayat-ayat
atau surat-surat yangg sudah di hafal.
Kebanyakan metode yang ada atau yang kita ketahui adalah
metode untuk menghafal ayat-ayat baru saja. Sementara hafalan yang lama belum
mendapat perhatian yang memadai, atau diserahkan kepada para penghafal itu
sendiri.
Kehadiran metode yang komprehensif dan mudah dalam
menghafal Al Qur’an mutlak diperlukan, karena ia akan membantu para pelajar
yang lemah dan akan meningkatkan prestasi pelajar yang memiliki bakat.
Wallahu A’lam
@am.yusuf
Baca juga Menghafal Al Qur'an dengan Konsep YUSMI
No comments:
Post a Comment