Ilustrasi: Google
Tidak seorang pun dari
kita menyukai dosa, atau mencintai perbuatan dosa. Kita menginginkan hati yang
bersih, fikiran yang tenang dan jiwa lapang. Karena dosa itu membelenggu,
terasa menyesakkan dan menjadikan seseorang malu apabila terbuka rahasia
keburukannya. Bahkan dosa itu menghalangi pintu-pintu rizki, menghilangkan
cahaya di wajah dan mengundang malapetaka.
Namun kita semua
tahu, bahwa syetanlah yang tidak henti-hentinya menggoda manusia. Ia akan terus
berbisik dengan bisikan halus, memperindah perbuatan-perbuatan dosa dan
menaburkan janji-janji palsu. “Nanti kamu masih bisa bertaubat” “Cukup kali ini
saja” “Ini hanya dosa kecil” dan sebagainya.
Berhenti dari dosa
adalah sebuah keharusan. Kita harus mengusahakannya. Jangan membiarkan “alarm”
dalam jiwa kita padam. Karena sungguh hati yang jernih itu akan sangat sensitif
dengan kebaikan dan keburukan. Jika hati tidak lagi “jijik” dengan perbuatan
dosa, tidak ada lagi rasa penyesalan maka itulah alamat (tanda) kematian hati.
Berhenti dari dosa
adalah sebuah keharusan. Setiap kta memang selalu di uji di titik lemah kita.
Di titik dimana syetan akan mudah mempengaruhi kita. Seseorang yang lemah dalam
menjaga pandangannya tidak akan diuji dengan harta atau jabatan. Tetapi ia akan
di uji dengan bisikan –bisikan syetan untuk melihat perkara-perkara yang
dilarang oleh-Nya. Seseorang yang lemah dalam menahan syahwat harta tidak akan
diuji dengan godaan-godaan selainnya. Tapi ia akan di uji dengan terus-menerus
mengejar harta dan melupakan Allah SWT.
Bagaimana berhenti
dari Dosa?
Penyebab utama
seseorang bermaksiat adalah karena ia melupakan Allah SWT dan Hari Akhirat.
Bisa jadi ia mengingat Allahh SWT, namun ia tidak menghayati ke-Agungan dan
ke-Maha Besaran-Nya, sehingga ia akan menganggap mudah masuk ke pintu-pintu
dosa. Bisa jadi ia juga ingat Hari Akhirat, namun ingatannya kepada Hari
Akhirat itu samar-samar dan tidak membekas.
Karenanya, diantara
sekian banyak cara-cara untuk berhenti dari dosa, ada 2 cara utama yang bisa
dilakukan dan InsyAllah sangat efektif memberikan efek jera pada diri dan jiwa
kita.
1.
Ziarah Kubur
Ziarah Kubur adalah
cara paling baik untuk menghentikan hati dari “merindukan” dosa. Ia adalah
jalan pintas paling pendek untuk membawa seseorang mengingat kematian. Dengan
menziarahi kubur, kita akan melihat, merenungi dan bersiap-siap ke kehidupan
masa depan kita. Kehidupan yang sebenarnya. Alam lain yang akan kita tempuh.
Ziarah kubur
seolah-olahh sebuah cambuk yang akan memukul keserakahan kita, menampar kesombongan
kita dan menjewer kealpaan kita kepada Allah SWT dan Hari Akhirat. Ziarah kubur
akan memadamkan api nafsu, mematahkan angan-angan dunia dan akan meruntuhkan
kemegahan dunia yang selama ini dikumpul-kumpulkan.
Perihal ini, Nabi
SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ
(رواه الترمذي)
Dari Abu Hurairah
ra, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: “Perbanyaklah mengingat
pemutus segala kenikmatan” yaitu kematian. (HR. Tirmidzi)
Ziarah Kubur akan
mengingatkan kita secara langsung dan lebih dekat tentang akhirat. Kita akan
langsung melihat sempitnya kubur, sunyi, gelap di malam dan tidak ada seorang
pun yang suka untuk tinggal di dekatnya. Ziarah kubur akan melembutkan hati dan
mencucurkan air mata taubat, sebagaimana di sebutkan dalam Hadits Riwayat Imam
Hakim berikut:
عن أنس بن مالك قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : إني كنت نهيتكم
عن زيارة القبور فمن شاء أن يزور قبرا فليزره فإنه يرق القلب و يدمع العين و يذكر
الآخرة (رواه الحاكم في مستدركه).
Dari Anas bin Malik
ra, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: “Dahulu aku melarang kalian
untuk menziarahi Kubur. Barangsiapa ingin menziarahi kubur, maka ziarahilah.
Karena ziarah kubur itu akan melembutkan hati, membuat mata menangis dan
mengingatkan kepada akhirat” (HR. Hakim, dalam Kitab Al Mustadrak).
Karenanya sempatkan
ziarah kubur. Kubur siapa saja. Jika sendiri lebih baik. Tujuannya adalah
melebutkan hati kita, merenungi dan menyesali segala perbuatan salah kita, kita
banyangkan bagaimana beratnya pengadilan di hadapan Allah SWT. Sudah saatnya
kita berhenti, cukup dan tinggalkan segala kebiasaan dosa kita.
2.
Sibukkan Diri dengan Kebaikan
Kebanyakan manusia
akan lalai dan melupakan Allah SWT apabila ia memiliki 2 perkara: Kesehatan dan
waktu yang luang. Dua perkara ini kerap kali menjadi pemicu lahirnya perbuatan
dosa. Merasa diri sehat, tidak ada keluhan apa-apa. Ditambah dengan waktu yang
luang akibat tidak mempuanyai misi hidup atau manajemen waktu yang salah. Tidak
produktif dan tidak punya arah.
Inilah yang
diingatkan oleh Nabi SAW dalam sabdanya:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ
النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ (رواه البخاري)
Dari Ibnu ‘Abbas ra
ia berkata: Telah bersabda Nabi SAW: “Dua nikmat yang membuat banyak manusia
tertipu dengannya: Nikmat sehat dan nikmat waktu luang” (HR. Bukhori).
Kalau kita sibuk
dengan hal-hal positif dan kebaikan, niscaya celah-celah syetan untuk masuk
menjadi sangat sempit. Bahkan ia tidak akan menemukan ruang untuk bermaksiat.
Lelahkanlah badan kita dengan kebaikan, niscaya kemaksiatan itu akan jauh dan
ia kelelahan mengejar kita. Sibukkan lah diri kita dengan kebaikan, sebelum
kita disibukkan oleh keburukan.
Demikianlah, 2
perkara tadi InsyaAllah akan sangat membantu kita melepaskan diri dari jerat-jerat
dosa. Dosa-dosa yang dengan sengaja atau tidak sering diperturutkan. Membuat
kita terjatuh berkali-kali di lubang yang sama.
Sungguh masih banyak
cara-cara yang lain agar kita berhenti dari perbuatan yang dimurkai Allah SWT
tersebut. Diantaranya dengan memperbanyak istighfar, menjaga sholat,
memperbanyak ibadah yang lain, bertaubat dan berdoa memohon agar diberikan
Hidayah oleh-Nya.
Wallahu A’lam
No comments:
Post a Comment