Sunday, November 6, 2016

Bagaimana Berhenti dari Dosa?


Ilustrasi: Google

Tidak seorang pun dari kita menyukai dosa, atau mencintai perbuatan dosa. Kita menginginkan hati yang bersih, fikiran yang tenang dan jiwa lapang. Karena dosa itu membelenggu, terasa menyesakkan dan menjadikan seseorang malu apabila terbuka rahasia keburukannya. Bahkan dosa itu menghalangi pintu-pintu rizki, menghilangkan cahaya di wajah dan mengundang malapetaka.

Namun kita semua tahu, bahwa syetanlah yang tidak henti-hentinya menggoda manusia. Ia akan terus berbisik dengan bisikan halus, memperindah perbuatan-perbuatan dosa dan menaburkan janji-janji palsu. “Nanti kamu masih bisa bertaubat” “Cukup kali ini saja” “Ini hanya dosa kecil” dan sebagainya.

Berhenti dari dosa adalah sebuah keharusan. Kita harus mengusahakannya. Jangan membiarkan “alarm” dalam jiwa kita padam. Karena sungguh hati yang jernih itu akan sangat sensitif dengan kebaikan dan keburukan. Jika hati tidak lagi “jijik” dengan perbuatan dosa, tidak ada lagi rasa penyesalan maka itulah alamat (tanda) kematian hati.

Berhenti dari dosa adalah sebuah keharusan. Setiap kta memang selalu di uji di titik lemah kita. Di titik dimana syetan akan mudah mempengaruhi kita. Seseorang yang lemah dalam menjaga pandangannya tidak akan diuji dengan harta atau jabatan. Tetapi ia akan di uji dengan bisikan –bisikan syetan untuk melihat perkara-perkara yang dilarang oleh-Nya. Seseorang yang lemah dalam menahan syahwat harta tidak akan diuji dengan godaan-godaan selainnya. Tapi ia akan di uji dengan terus-menerus mengejar harta dan melupakan Allah SWT.

Bagaimana berhenti dari Dosa?

Penyebab utama seseorang bermaksiat adalah karena ia melupakan Allah SWT dan Hari Akhirat. Bisa jadi ia mengingat Allahh SWT, namun ia tidak menghayati ke-Agungan dan ke-Maha Besaran-Nya, sehingga ia akan menganggap mudah masuk ke pintu-pintu dosa. Bisa jadi ia juga ingat Hari Akhirat, namun ingatannya kepada Hari Akhirat itu samar-samar dan tidak membekas.

Karenanya, diantara sekian banyak cara-cara untuk berhenti dari dosa, ada 2 cara utama yang bisa dilakukan dan InsyAllah sangat efektif memberikan efek jera pada diri dan jiwa kita.

1.      Ziarah Kubur

Ziarah Kubur adalah cara paling baik untuk menghentikan hati dari “merindukan” dosa. Ia adalah jalan pintas paling pendek untuk membawa seseorang mengingat kematian. Dengan menziarahi kubur, kita akan melihat, merenungi dan bersiap-siap ke kehidupan masa depan kita. Kehidupan yang sebenarnya. Alam lain yang akan kita tempuh.

Ziarah kubur seolah-olahh sebuah cambuk yang akan memukul keserakahan kita, menampar kesombongan kita dan menjewer kealpaan kita kepada Allah SWT dan Hari Akhirat. Ziarah kubur akan memadamkan api nafsu, mematahkan angan-angan dunia dan akan meruntuhkan kemegahan dunia yang selama ini dikumpul-kumpulkan.

Perihal ini, Nabi SAW bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ (رواه الترمذي)

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: “Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan” yaitu kematian. (HR. Tirmidzi)

Ziarah Kubur akan mengingatkan kita secara langsung dan lebih dekat tentang akhirat. Kita akan langsung melihat sempitnya kubur, sunyi, gelap di malam dan tidak ada seorang pun yang suka untuk tinggal di dekatnya. Ziarah kubur akan melembutkan hati dan mencucurkan air mata taubat, sebagaimana di sebutkan dalam Hadits Riwayat Imam Hakim berikut:

عن أنس بن مالك قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : إني كنت نهيتكم عن زيارة القبور فمن شاء أن يزور قبرا فليزره فإنه يرق القلب و يدمع العين و يذكر الآخرة (رواه الحاكم في مستدركه).


Dari Anas bin Malik ra, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: “Dahulu aku melarang kalian untuk menziarahi Kubur. Barangsiapa ingin menziarahi kubur, maka ziarahilah. Karena ziarah kubur itu akan melembutkan hati, membuat mata menangis dan mengingatkan kepada akhirat” (HR. Hakim, dalam Kitab Al Mustadrak).

Karenanya sempatkan ziarah kubur. Kubur siapa saja. Jika sendiri lebih baik. Tujuannya adalah melebutkan hati kita, merenungi dan menyesali segala perbuatan salah kita, kita banyangkan bagaimana beratnya pengadilan di hadapan Allah SWT. Sudah saatnya kita berhenti, cukup dan tinggalkan segala kebiasaan dosa kita.

2.      Sibukkan Diri dengan Kebaikan

Kebanyakan manusia akan lalai dan melupakan Allah SWT apabila ia memiliki 2 perkara: Kesehatan dan waktu yang luang. Dua perkara ini kerap kali menjadi pemicu lahirnya perbuatan dosa. Merasa diri sehat, tidak ada keluhan apa-apa. Ditambah dengan waktu yang luang akibat tidak mempuanyai misi hidup atau manajemen waktu yang salah. Tidak produktif dan tidak punya arah.

Inilah yang diingatkan oleh Nabi SAW dalam sabdanya:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ (رواه البخاري)

Dari Ibnu ‘Abbas ra ia berkata: Telah bersabda Nabi SAW: “Dua nikmat yang membuat banyak manusia tertipu dengannya: Nikmat sehat dan nikmat waktu luang” (HR. Bukhori).

Kalau kita sibuk dengan hal-hal positif dan kebaikan, niscaya celah-celah syetan untuk masuk menjadi sangat sempit. Bahkan ia tidak akan menemukan ruang untuk bermaksiat. Lelahkanlah badan kita dengan kebaikan, niscaya kemaksiatan itu akan jauh dan ia kelelahan mengejar kita. Sibukkan lah diri kita dengan kebaikan, sebelum kita disibukkan oleh keburukan.

Demikianlah, 2 perkara tadi InsyaAllah akan sangat membantu kita melepaskan diri dari jerat-jerat dosa. Dosa-dosa yang dengan sengaja atau tidak sering diperturutkan. Membuat kita terjatuh berkali-kali di lubang yang sama.

Sungguh masih banyak cara-cara yang lain agar kita berhenti dari perbuatan yang dimurkai Allah SWT tersebut. Diantaranya dengan memperbanyak istighfar, menjaga sholat, memperbanyak ibadah yang lain, bertaubat dan berdoa memohon agar diberikan Hidayah oleh-Nya.

Wallahu A’lam

@am.yusuf

No comments:

Post a Comment