Wednesday, November 9, 2016

Tadabbur: Menangislah Seperti Mereka ...


Oleh: AM Yusuf, Lc. M.A. (Ilustrasi: Google)

Suatu hari Nabi SAW berkata kepada Ibnu Mas'ud. "Wahai Ibnu Mas'ud, bacakanlah Al Qur'an kepadaku !"
Ibnu Mas'ud balik bertanya dengan perasaan heran : " Ya Rasulullah, bagaimana aku membacakan Al Qur'an kepadamu sementara ia turun kepada Engkau ?
"Aku ingin mendengarnya dari seseorang selainku " Jawab nabi SAW.
Kemudian Ibnu Mas'ud membaca surat An Nisa dengan tunduk dan penuh kekhusukan. Hingga sampailah ia kepada ayat :

فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا

"Maka bagaimanakah apabila Kami datangkan dari tiap-tiap umat seorang saksi, dan Kami datangkan engkau sebagai saksi terhadap umatmu ini?” (An Nisa 4: 41)

Tiba-tiba Nabi bersabda : "Cukup..."
Kemudian Ibnu Mas'ud melihat Nabi SAW, ternyata kedua mata Rasulullah SAW berlinangan air mata.

Dalam kesempatan yang lain, satu rombongan penduduk Yaman datang menghadap kepada Khalifah Abu Bakar ra. Tak lama kemudian mereka membaca Al Qur'an dan menangis. Maka datanglah Abu Bakar seraya berkata : "Beginilah kami dahulu..."

Adapun Umar bin Abdul Aziz, suatu saat ia menjadi Imam dalam sebuah solat jama'ah. Setelah menyelesaikan surat Al Fatihah, ia membaca surat Al Lail. Ketika sampai pada ayat :
فَأَنْذَرْتُكُمْ نَارًا تَلَظَّى
“Maka Kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala.". (Al Lail 92: 14)

Tiba-tiba suaranya terhenti dan ia tidak mampu meneruskan bacaan. Ia menangis karena beratnya ayat tersebut. Kemudian ia mulai membaca kembali dari awal surat tersebut. Ketika sampai pada ayat yang sama, suaranya kembali terhenti dan menangis. Ia tidak mampu melanjutkan ke ayat selanjutnya. Akhirnya ia membaca surat yang lain.

* * * * * * * * *

`Sungguh bersih hati-hati mereka. Ruang-ruangnya dipenuhi keyakinan murni akan benarnya Kalamullah. Ia begitu mudah tersentuh. Menangis ketika teringat siksa neraka karena mereka takut jika akan menjadi penghuninya walau sebentar. Juga menangis ketika "melihat" indahnya surga karena mereka takut tidak menjadi penghuninya. Padahal mereka adalah sebaik-baik generasi, sosok-sosok yang paling bertakwa. Mereka paling sedikit perbuatan salahnya. Sebaliknya, perjalanan hidup mereka penuh dengan khusuknya ibadah, panjangnya Qiyamullail, derasnya tangisan, pengorbanan besar untuk Islam dan perjuangan tiada henti demi tegaknya syariat Allah. Sedangkan kita....

Dalam suatu solat malamnya, pernah Nabi SAW mengulang-ulang satu ayat hingga menjelang waktu shubuh. Ayat tersebut adalah :

إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Al Maidah 5: 118)

Sosok tadabbur yang lain adalah Asma' binti Abu Bakar. Suatu kali ia sedang membaca Al Qur'an. Bacaannya terhenti pada suatu ayat. Ia menghayati dan merenungi maknanya hingga ia terus mengulang-ulang ayat tersebut. Ia membaca...

فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا وَوَقَانَا عَذَابَ السَّمُومِ
Maka Allah mengkaruniakan kami (rahmat dan taufik-Nya) serta memelihara kami dari azab Neraka". (At Thuur 52: 27)

Perkara itu membuat seorang sahabat –Ubadah bin Hamzah ra- mengurungkan niatnya untuk berkunjung. Kemudian ia pergi ke pasar untuk menunaikan beberapa keperluannya. Tatkala selesai, ia mencoba datang kembali ke rumah Asma'. Namun ternyata ia masih terus mengulang-ulang ayat yang sama. Ia tenggelam dalam tadabbur...


Semoga beberapa contoh ini akan  mampu memacu kita dalam berusaha untuk lebih dekat  kepada Kalamullah... Wallahu A’lam

No comments:

Post a Comment