Oleh: AM. Yusuf, Lc. M.A. (Ilustrasi: Google)
Berdoa itu tidak cukup sekali. Seperti seorang anak kecil
yang merengek minta mainan kepada ibunya. Pertama ia minta, mungkin ibunya
tidak ambil peduli. Namun ketika anak itu mulai merengek lagi, dua kali, tiga
kali hingga beberapa kali, maka niscaya sang ibu akan iba dan berusaha
membelikannya.. (Maha Suci Allah SWT dari dipersamakan dengan makhluk-Nya).
Berdoa itu ibadah, bahkan ia adalah ‘mukhkhul ‘ibadah”
(otaknya ibadah). Dikabulkan atau tidak ia akan berpahala. Bahkan sesungguhnya
tidak ada doa yang sia-sia, selama doa itu untuk kebaikan. Mereka yang berdoa
akan diberikan 3 kemungkinan yang semuanya baik: dikabulkan langsung apa yang
ia minta, atau ia dijauhkan dari suatu musibah yang setimpal dengan
permintaannya, atau Allah SWT akan simpan pemberiannya di akhirat kelak.
عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ، وَلَا قَطِيعَةُ
رَحِمٍ، إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ: إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ
لَهُ دَعْوَتُهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنْ
يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا " قَالُوا: إِذًا نُكْثِرُ، قَالَ:
«اللَّهُ أَكْثَرُ».مسند أحمد:ج3/ص18 ح11149 و البزار (3144)
Dari Abu sa’id Al Khudry, sesungguhnya Nabi SAW pernah
bersabda: “Tidaklah seorang muslim berdoa dengan satu doa, yang tidak ada di
dalamnya perbuatan dosa atau memutuskan shilatutahim, kecuali Allah SWT akan
menganugerahkannya salah satu dari 3 kebaikan: disegerakan apa yang ia minta,
atau Allah menyimpannya untuk dia di akhirat, atau Allah SWT menjauhkannya dari
keburukan semisalnya”. Para sahabat berkata: kalau demikian maka sebaiknya kita
memperbanyak (doa), Nabi menjawab: “Allah SWT lebih banyak (pemberiannya). (HR.
Ahmad dan Al Bazzar).
Nabi pernah berpesan agar kita jangan bosan untuk berdoa,
jangan merasa cukup dengan hanya berdoa satu kali dan berharap dikabulkan. Ia
bersabda:
عن
أبي هريرة - رضي الله عنه - قال: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: ((يُستجاب
لأحدكم مالم يَعجَل، يقول: قد دعوت ربي، فلم يستجب لي))؛ متفق عليه.
Dari Abu Hurairah ra, berkata:
Nabi SAW bersabda: “Akan dikabulkan doa kalian selama kalian tidak “isti’jal”
(terburu-buru), yaitu seseorang yang berkata: aku telah berdoa tapi tidak juga
dikabulkan” (Muttafaq ‘Alaihi).
Boleh jadi lambatnya jawaban
Allah SWT atas doa kita itu lebih baik bagi kita. Karena dengan demikian kita
akan terus berdoa, terus memohon, terus merendahkan diri dihadapan Allah SWT
dan terus menggantungkan diri kepada-Nya. Dan itu jauh lebih baik dan itulah
inti dari penghambaan kita kepada-Nya. Merendah, menunduk, menghamba dan terus
meminta. Boleh jadi akhlak demikian tidak akan ada dalam diri kita seandainya
doa itu langsung di kabulkan.
Namun demikian, ada baiknya juga
kita introspeksi diri. Barangkali ada penghalang yang menjadikan doa kita tidak
kunjung dikabulkan. Diantara yang bisa menghalangi terkabulnya doa kita adalah:
1.
mengkonsumsi
yang haram dalam makanan, minuman, pakaian dan segala hal terkait kehidupa
kita.
2. Meningkatkan keikhlasan kita dalam berdoa. Jangan hanya
berdoa untuk kepentingan dunia saja, namun jadikanlah dunia itu wasilah
(perantara) untuk meraih akhirat
3. Berdoalah dengan sungguh-sungguh bahwa kita sangat
memerlukan apa yang kita minta, “merengek” kepada Allah SWTdan terus memintanya.
4. Memperhatikan adab-adab berdoa seperti: mengangkat kedua
tangan, diawali dengan memuji Allah SWT dan bersholawat kepada Nabi SAW.
5. Memperhatikan waktu-waktu diijabahnya doa, seperti:
Sepertiga malam yang terakhir (sholat tahajjud), antara adzan dan iqamah,
ketika dalam perjalanan dan sebagainya.
Wallahu A’lam.
@am.yusuf
No comments:
Post a Comment