By: Muhamad Yusuf, M.A.
Tidak ada seorang
pun yang mau hidup menderita. Kelaparan. Kehausan. Kehabisan uang. Diputus
kerja. Dan sebagainya. Namun semua itu pasti terjadi. Jangankan kepada kita
orang yang biasa-biasa saja, hatta para Nabi dan Rasul pun mereka di uji.
Bahkan ujian mereka paling besar diantara ujian-ujian manusia.
Mau mengeluh ketika
di uji? Sungguh keluh kesah itu tidak akan mengubah keadaan menjadi lebih baik,
bahkan sebaliknya. Keluh kesah menjadikan keadaan lebih buruk, disamping kita
tidak mendapat pahala kesabaran. Keluh kesah adalah cerminan mental yang lemah,
lekas menyerah dan menyalahkan orang lain.
Nikmatilah masa-masa
sulit. Mengadulah kepada Allah SWT. Menangislah senangis-nangisnya, menjerit
sekuat-kuatnya, tapi jangan kepada manusia. Hanya kepada-Nya. Temuilah Dia di
keheningan malam dan dalam kekhusyukan doa-doa kita. Mengadulah sepuas-puasnya
dan mintalah sebanyak-banyaknya, karena Dia adalah Sang Maha Kuasa dan Maha
Kaya.
Nikmatilah masa-masa
sulit itu. Kala itu, lihatlah diri kita. Sejauh mana kesabarannya, sejauh mana
kekayaan jiwanya dan sekuat apa ia menerima tempaan.
Ibarat orang yang
berpuasa, yang akan mendapat 2 kebahagiaan. Bahagia ketika ia berbuka, dan
bahagia ketika ia bertemu dengan Rabbnya. Maka demikian juga ketika kita diuji.
Kita akan berbahagia ketika kita mampu melaluinya dengan sabar, dan bahagia ketika
kita bertemu Allah SWT dengan pahala kesabaran itu.
Yakinlah, bukan
hanya kita seorang yang diuji. Jauh atau dekat di luar sana, lebih banyak orang
yang ujiannya lebih berat dari kita. Di penjara, menderita penakit kronik,
peperangan dan pengungsian. Namun banyak diantara mereka sabar. Bahkan dari
ujian itu banyak yang keluar dengan jiwa yang lebih bersinar, dengan karya yang
jauh lebih gemilang.
Jadi, sejak
sekarang, jangan lagi berkeluh kesah karena kesulitan. Kembalikanlah pada-Nya,
dan Dia juga yang akan mengangkatnya dari kita.
No comments:
Post a Comment